Akhirnya Padang Lockdown Semua Masjid dan Mushalla

Friday, 27 March 2020 : 01:13
Baca Lainnya
Inikah shalat berjamaah terakhir kita di masjid ? (hendri nova)
Kabar62.com - Akhirnya kabar menakutkan bagi jiwa-jiwa yang hatinya terpaut ke masjid itu datang. Mungkin mulai Shubuh nanti, Jumat (27/03/2020) Allah melalui muazinnya menolak untuk dikunjungi di rumah-Nya.

Sebagai gantinya, insyaa Allah mereka yang akan dikunjungi Allah SWT di rumah-rumah mereka. Karena di sanalah shalat berjamaah didirikan bersama keluarga kecil mereka.

Allah akan merindukan para pecinta masjid itu, sebagaimana mereka merindukan untuk kembali bisa beribadah bersama di rumah-Nya. Karena rindu itulah, Allah SWT akan mendatangi rumah-rumah mereka.

Mereka tak bisa datang berjamaah ke masjid, karena kepatuhan mereka pada perintah ulama dan umara. Insyaa Allah selama masa karantina, mereka akan tetap dihitung selalu berjamaah lima waktu ke masjid dan tetap mendirikan shalat Jumat.

Hak istimewa ini tentu tidak akan didapat mereka yang selama ini jarang bahkan tidak pernah ke masjid untuk shalat lima waktu. Jika mereka hanya rutin shalat Jumat saja ke masjid, maka itulah yang akan dihitung.

Bagi mereka yang sudah rutin shalat lima waktu ke masjid, keadaan ini bukanlah atas kehendak mereka. Semua berjalan atas kehendak Allah juga, sehingga mereka akan tetap mendirikan shalat berjamaah bersama keluarga mereka di rumah.

Bagi orang-orang yang rutin memakmurkan masjid, keadaan ini termasuk rukhsah. Rukhsah dalam khazanah fikih, merupakan bentuk kelonggaran dalam ibadah, dimana secara bahasa bermakna keringanan atau kelonggaran.

Pengertrian rukhsah dalam kaidah ushul fikih adalah keringanan bagi manusia mukallaf dalam melakukan ketentuan Allah SWT pada keadaan tertentu karena ada kesulitan.

Jadi bersabarlah wahai insan-insan yang hatinya terpaut ke masjid. Abaikan saja jika ada ejekan orang-orang yang tampaknya gembira dengan tertutupnya pintu masjid. Mereka hanya tidak tahu, bahwasanya Allah telah menjadikan semua buminya tempat bersujud.

Jangankan di rumah sebagai tempat shalat berjamaah, gurun pasir, tanah lapang, atau hutan sekalipun adalah masjid bagi para musafir. Hal itu terjadi karena tidak ada masjid yang mereka temukan untuk dijadikan tempat bersujud.

Bagi musafir ini juga termasuk rukhsah yang menguntungkan mereka. Bahkan mereka dapat hak istimewa memendekkan (qashar) dan menggabungkan (jamak) shalat wajib yang mereka lakukan.

Bagi tetangga-tetangga Allah, keadaan apapun bagi mereka adalah keuntungan, jadi la tahzan, jangan bersedih. Allah akan tetap bersama kita, dalam keadaan apapun juga.

Seperti saudara kita yang dizalimi Komunis China, yang akhirnya tidak juga bisa shalat ke masjid. Mereka dapat rukhsah meski hanya shalat melalui gerakan hati mereka.

Shalat dengan gerakan hati, adalah keringanan shalat yang paling terakhir, saat keadaan seseorang memang tak bisa lagi untuk mendirikan shalat secara normal. Hak istimewa ini dimiliki mereka yang sakit parah, terzalimi dalam keadaan parah, dan lainnya.

Itulah Allah yang mencintai jiwa-jiwa yang memakmurkan masjid-Nya dalam keadaan apapun juga. Jika dulu dalam keadaan sakit flu tetap ke masjid, sekarang kondisi seperti itu dilarang. Patuh dengan aturan juga adalah rukshah dan dihitung tetap berjamaah di masjid.

Jadi berbahagialah wahai jiwa-jiwa yang hatinya selalu ada di masjid. Tetaplah berjamaah di rumah-rumahmu dan doakanlah agar keadaan ini cepat berlalu.

Jika Allah sudah ingin dikunjungi lagi langsung ke rumah-Nya, maka ia akan segera mencabut semua penghalang-Nya. Jadi senantiasalah berdoa, agar Allah segera mencabut semua penghalangnya itu.

Semoga keadaan ini menjadi hidayah bagi jiwa-jiwa yang selama ini lalai memenuhi panggilan Allah SWT. Karena takut pekerjaan tertinggal, kadang ia menempatkan pekerjaan sebagai berhala untuk dirinya.

Jika pun keadaan ini tak dapat mengubah mereka, mungkin hatinya benar-benar sudah tertutup, sehingga tak menyimpan rindu untuk berjamaah lima waktu di masjid. Dan inilah orang-orang yang rugi. (Hendri Nova)


Share :

Saat ini 0 komentar :