Serangan Terhadap Muslim di India, Turut Mengungkap Pembantaian di Khasmir India

Friday, 28 February 2020 : 14:48
Baca Lainnya
Foto : Muhammad Siddiq Mir, 30, berdiri di atas puing-puing rumahnya yang dihancurkan oleh penembakan India di seluruh LoC. [Asad Hashim / Al Jazeera]
Kabar62.com - Serangan terhadap Muslim di India, turut mengungkap nasib Umat Islam di Khasmir India. Netizen yang memiliki rasa kemanusian ikut menuliskan #Kashmir, di setiap postingan terkait pembantaian di India.

Salah seorang netizen dengan akun Zarrar Khuhro, @ZarrarKhuhro, menyebutkan hal yang lebih buruk dari pembantaian Muslim India yang baru terjadi, dialami rakyat Kashmir.

"Hal yang sama dan jauh lebih buruk telah terjadi di Kashmir selama beberapa dekade, dengan polisi dan tentara India bertindak sebagai mon. Namun Anda hanya men-tweet gambar dan tanda hati. Perang berakhir anda pulang. Selalu begitu," katanya.

Sementara Ahmed Bin Qasim di akun @Aahmedbq mengenang bagaimana penderitaan Muslim Kashmir yang hidup dalam ketakutan.

"Ayah saya memberi tahu saya bahwa pada tahun 90-an, dia dan banyak tahanan lainnya melewati ini. Kuku mereka dicabut, lalu di atasnya ditaburi garam serta rempah-rempah. Ibu saya disuruh duduk di kursi menyaksikan semua itu. "Dia berkata selamat tinggal, dia akan mati hari ini," katanya.

"Katakan apa kesalahanku, aku meminta hakku, dalam sekejap mata, kamu mengubah kotaku menjadi abu dan puing-puing," kata Irfan Ul haq di akun
@irfanulhaq.

Sedangkan Izteraab pada akun @maam_khatam, mengatakan bahwa sejak 2019, setidaknya 60 warga sipil telah terbunuh & lebih dari 280 lainnya terluka akibat penembakan oleh India ke Kashmir yang dikelola Pakistan. Tidak ada yang berbicara tentang perang konstan yang memakan nyawa di sepanjang Garis berdarah (LoC).

"Sekarat. Tak terlihat," ujarnya, dengan menyertakan sebuah tautan berita dari aljazeera.com.

Dalam laporan Asad Hashim di aljazeera.com, disebutkan ketakutan yang berkelanjutan akan kematian di Kashmir yang dikelola Pakistan. Warga desa di dekat Garis Kontrol mengatakan, mereka khawatir dengan nyawa mereka karena ketegangan India-Pakistan.

Salah seorang warga Muhammad Siddiq Mir, berdiri di atas puing-puing rumahnya yang hancur di desa Jura di Kashmir yang dikelola Pakistan. Dia telah menghabiskan beberapa bulan terakhir karena khawatir dia bisa dibunuh kapan saja.

Pada hari Minggu, penembakan hebat oleh pasukan India menghantam desa ini yang terletak hanya empat kilometer (2,5 mil) dari Line of Control (LoC), perbatasan de facto yang memisahkan Kashmir.

Rumah Mir, serta rumah saudara lelakinya dan sepupunya, hancur total. perang merobek atap, menghancurkan dinding dan meninggalkan struktur yang rusak.

"Apa yang bisa kita lakukan? Kami berdoa kepada Allah untuk menyelamatkan kita dari situasi ini," kata Mir. "Ayahku membangun rumah ini dengan tangannya sendiri. Itulah yang paling memberiku kesedihan."

Mir tidak punya uang untuk membangun kembali rumahnya. Bersama dengan 15 anggota keluarga yang rumahnya hancur, Mir sekarang tinggal di satu kamar di rumah seorang kerabat.

Sejak 2019, setidaknya 60 warga sipil telah tewas dan lebih dari 280 lainnya luka-luka karena penembakan India ke Kashmir yang dikelola Pakistan, menurut data pemerintah Pakistan, yang juga mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas naik 114 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (*)






Share :