Fadli Zon Minta Menteri KKP Edhy Prabowo Tidak Apriori

Tuesday, 17 December 2019 : 13:36
Baca Lainnya
Kabar62.com - Wakil Ketua Umum Gerindra yang juga anggota DPR RI, Fadli Zon, minta Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo, tidak apriori terhadap kritikan. Hal itu ia ungkapkan dalam twit-nya di media sosial Twitter.

"Sy sarankan pd kolega sy Menteri Edhy Prabowo untuk mempertimbangkan masukan n kritik yg baik soal benih lobster. Jangan apriori walau datang dr manapun apalagi dr pendahulu @susipudjiastuti yg punya nasionalisme tinggi. Sy yakin Menteri Edhy Prabowo akan bijak bersikap," katanya, Selasa (17/12/2019).

Hangatnya masalah soal benih lobster, mengemuka setelah Edhy menyamakan ekspornya sama dengan ekspor bijih nikel. Hal langsung ditanggapi mantan
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, di akun media sosial Twitter.

"Nikel itu benda mati tidak bisa beranak pianak diambil akan habis. Lobster itu mahluk hidup bernyawa, berkembang biak/ beranak pianak. Kita jaga habitat& keberlanjutan bibit2nya di alam pasti Lobster itu akan tetap ada, banyak sepanjang masa untk kita ambil, makan & jual," katanya.

Lebih lanjut Susi mengatakan, lobster merupakan sedikit Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa ditangkap dengan mudah.

"Lobster itu SDA yg Reneawble. Salah satu dr sedikit SDA laut yg bisa diakses/ ditangkap dg mudah oleh pancing, bubu dr para nelayan kecil di pesisir. Pengambilan tidak perlu dg kapal besar/alat modern lainnya. Negara wajib menjaga sumber livelyhood nelayan kecil ini dg Benar&Baik," tuturnya.

Susi juga menuturkan akan turunnya hasil tangkap lobster saat ini.

"Pengelolaan SDA yg renewable secara instant extractive & massiv harus dilarang. Apalagi pengambilan plasmanutfahnya. Its A NO NO !! Sblm thn 2000 an Lobster ukuran >100 gram di Pangandaran & sekitarnya pd saat musim bisa 3 sd 5 Ton per hari. Sekarang 100 kg/ hari saja tdk ada," ungkapnya.

Sementara Menteri KKP, Edhy Prabowo, memberikan jawaban, bahwa hal itu masih dipelajari bersama.

"Kami ingin mendengarkan dari semua sisi. Mempelajari bersama dengan berbagai stakeholder, setelah itu akan kami sampaikan hasil rekomendasinya. Saat ini masih belum ada kebijakan yang diambil, masih kami kaji. Kelestarian lingkungan dan mata pencaharian harus berjalan beriringan," tuturnya. (*)


Share :